Sabtu, 04 April 2015

Nyanyian angin, Tentang kota dan masa kecil saya

"hoi-hoi angin lambong, hoi-hoi angin labong, hoi-hoi angin lambong, lambongkan lah pesawat di atas geteng"

Itu adalah bait-bait mantra yang kau temukan dikota kami, keluar dari mulut seorang anak kecil (saya dan teman-teman waktu itu). Fungsinya memang sedikit aneh, digunakan ketika benda2 seperti layangan dan pesawat-pesawatan kertas menyangkut diatas genting. mengucapkannya bersama-sama sampai angin menjatuhkannya.

Dulu, di daerah pontianak, rumah penduduk disana rata-rata gentingnya tak terlalu tinggi, termasuk perumahan kami. Jadi nyangutnya layangan atau benda lain yang diterbangkan ke genting maupun pohon adalah hal wajar, menunggunya jatuh dengan nyanyian angin adalah hal yang menyenangkan, apa lagi angin di sana terkenal tak tahu arah, kadang melambung ke kanan, kadang kekiri, cepat sekali berubah

***
Kalau musim angin biasanya hari selalu cerah, apa lagi sorenya, kadang saja tau-tau awan mendung datang. Tetap saja sore nanti, ramai anak2, kawan2 gang, atau teman-teman tetangga berkumpul di lapangan.

Aku suka kalau hari begini terus, penuh kawan-kawan, penuh layangan, penuh kesenangan, apa lagi sebagai penutup hari angin seperti membelai, awan tipis seperti asap rokok, warnanya seperti gambar crayon nur, orange, biru, kuning,ungu, indah sekali. Seandainya bisa, ingin juga sepanjang hari seperti ini saja ya.

Jam tiga memang masih panas, tapi kalau berhenti di bawah bayang-bayang rumah, angin pelan yang berhembus terasa sejuk. Sedikit demi sedikit melambungkan layangan buatan tangan.....

"Sedikit tulisan tentang kerinduan di masa kecil, terakhir kali aku kembali kesana, tak ada lagi yang seperti itu. Ps dan rental game menjalar. Ah apakah kesenangan itu sudah hilang, semoga saja tidak dan aku ingin kembali merasakannya."