Senin, 23 Desember 2013

Rain In Love

"Hujan itu, tempat romantis berlabuh dan galau berkelana. Coba sesekali rasakan, sihirnya mampu mengembalikan kesenangan yang hilang "



Saat itu, ketika bekerja menjadi sedikit rumit.....


Serius untuk tetap fokus adalah pilihan yang bijak, apa lagi mencurahkan segenap hati dan pikiran....

 Dan Hujan, Menjadi penutup yang manis, untuk menghilangkan diri dari semua kepenatan.
>,</

Sabtu, 14 Desember 2013

Mantra: #1

Dahulu di Indonesia, negara ini masih dikenal sebagai nusantara, masa-masa Majapahit masih berkuasa, penjajah dari portugis dan belanda masih belum sempat menjajah. Jauh lagi sebelum itu, sebelum terbentuk kerajaan-kerajaan,bahkan sejarawan tak sanggup untuk mengungkapnya. Orang-orang hidup seperti biasa, membentuk komunitas-komunitas kecil seperti desa dan kota. Mereka masih terpengaruh tahayul, namun peradaban terasa sekali maju.

Ilmuan menyebutnya sejarah yang hilang, sebagian menyebutnya Atlantis, bahkan kita sendiri percaya ada hal yang tak dapat dimengerti begitu saja. Yang jelas, kala itu 'mantra' masih memiliki tempat yang istimewa dan tahayul bukan hanya lagenda atau cerita mengada-ngada. Pengembara dengan kain terbang, pendekar dengan pedang melayang, bahkan negeri diatas langit menjadi tempat tinggal para saudagar.

Kala itu sihir adalah hal wajar, manusia leluasa melakukan kontrak dengan jin. Mantra-mantra tersebar dan diwariskan turun temurun.

"Itu jauh sebelum Nusantara belum berbentuk seperti di peta"
Atlantis

***


Jauh dari Taprobane, pagi yang segar dan cerah. Kumpulan pelajar dan ilmuan masa itu berhasil membangun pohon raksasa tepat ditengah kota. itu menjadi pemandangan indah dari kejauhan, apa lagi dari desa ujung selatan, Taprobane adalah sebuah pemandangan indah dari selain laut dan kapal dagang dipelabuhan.

Kapal-kapal ini kebanyakan mengangkut barang dagangan dan pelajar, ada juga pengembara. kebanyakan dari mereka tertarik belajar di Taprobane. Kemajuan dan keindahan selalu memiliki daya tarik tersendiri.

"Hey Alban, cepat"

Kumpulan anak kecil berlari menuju kapal. "sepuluh keping paman, sepuluh keping" mereka menawarkan jasa ke orang-orang yang baru keluar kapal.

"itu siapa paman" Alba bertanya pada juragan yang menyewanya.

"itu prajurit tempur dari jauh"

"prajurit tempur paman!, kita perang?" Tanya Alban.

"Bukan, katanya mau belajar di Taprobane" Juragan tadi melanjutkan. "Mereka Shinobi"

"Ohh.." Alban mengangguk

Cukup aneh, mereka yang disebut shinobi tadi baru pertama kali dilihat Alban. Sekumpulan orang berpakaian hitam dan aneh.
 
 
***

Minggu, 08 Desember 2013

Tak Terlihat



Ia hanya bisa melihatnya dari jauh. Memperhatikan apa yang ia suka, tanpa mampu untuk mengatakannya. Baginya itu indah, menunggu waktu juga menyetujuinya. "Tibalah waktunya" harapnya diam-diam.